PEWARISAN SIFAT
Persilangan Monohibrid dan
Dihibri
Hukum I Mendel disebut
juga dengan hukum segregasi bebas. Kenapa? Karena pada hukum ini, gen di dalam
alel mengalami pemisahan (segregasi) secara bebas saat pembentukan gamet. Alel itu
sendiri adalah pasangan gen yang terletak di lokus yang sama pada kromosom
homolog.
Di sisi lain, Hukum
II Mendel disebut juga dengan hukum asortasi bebas karena gen di dalam
gamet mengalami penggabungan (asortasi) secara bebas saat pembentukan individu
baru. So, jangan sampai tertukar ya, Squad. Nah, Hukum
I Mendel dan Hukum II Mendel ini diterapkan pada proses persilangan yang akan
kita bahas pada artikel kali ini. Yuk, langsung saja kita simak!
Sebelum kita masuk ke
inti dari pembahasan kita, ada istilah-istilah dalam persilangan yang perlu
kamu ketahui dulu nih. Supaya kamu nggak bingung,
ayo kita kenali istilah-istilah tersebut. Apa saja ya? Ini dia!

Oke, setelah kamu tahu
apa saja simbol dan istilah-istilah dalam persilangan itu, sekarang yang harus
kamu ketahui adalah bagaimana cara dalam menentukan gamet. Gamet yang akan kita
ketahui adalah berapa jumlahnya serta apa jenisnya.
Baca juga: Mengenal Gen, DNA, dan Kromosom

Nah, sekarang kamu sudah
tahu macam-macam simbol, istilah, serta cara dalam menentukan gamet, nih.
Berarti kamu sudah siap untuk masuk ke pembahasan yang kita nanti-nanti dari
tadi. Daripada terlalu banyak nulis, mending langsung kita simak saja, yuk!

Persilangan monohibrid
adalah persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya adalah pada
persilangan ini kita hanya memperhatikan satu sifat saja, seperti warna bunga
(merah, putih, dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong, dsb). Pada persilangan
monohibrid berlaku Hukum Mendel I karena pada saat pembentukan
gamet kedua (G2), gen di dalam alel yang sebelumnya berpasangan akan mengalami
pemisahan secara bebas dalam dua sel anak (gamet). Secara bebas di sini
maksudnya adalah pemisahan kedua gen tersebut tidak dipengaruhi atau
mempengaruhi pasangan gen yang lainnya. Mendel melakukan persilangan monohibrid
dengan satu sifat beda yang menunjukkan sifat dominansi yang muncul secara
penuh dan sifat dominansi yang tidak muncul secara penuh (intermediet).
- Kasus dominansi penuh
Persilangan pada kasus
dominansi penuh akan terjadi apabila sifat gen yang satu lebih kuat
dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Akibatnya, sifat gen yang lebih
kuat itu dapat menutupi sifat gen yang lemah. Dalam hal ini, gen yang
memiliki sifat yang kuat disebut gen dominan dan
gen yang memiliki sifat yang lemah disebut gen resesif.
Perhatikan contoh di
bawah ini!
Persilangan antara bunga
mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan gen M bersifat dominan
penuh terhadap m. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!
Penyelesaian:

Berdasarkan persilangan di atas, kita bisa
mengetahui perbandingan fenotip dan genotipnya. Perlu diingat kalau fenotip
adalah sifat yang tampak. Jadi, berdasarkan hasil F2 kita bisa tahu kalau
perbandingan fenotipnya adalah 3 : 1 (3 sifat merah : 1 sifat putih).
Sedangkan, untuk perbandingan genotipnya diperoleh MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.
- Kasus dominansi tidak penuh (Intermediet)
Persilangan pada kasus
intermediet terjadi apabila sifat dari kedua gen sama-sama kuat.
Jadi, tidak ada gen yang bersifat dominan ataupun resesif.
Perhatikan contoh di
bawah ini!
Persilangan antara bunga
mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan M dan m sama-sama
merupakan gen dominan. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!
Penyelesaian:

Bagaimana nih,
Squad? Sampai di sini paham ya? Kalau begitu, ayo kita lanjut ke jenis
persilangan yang kedua, yaitu persilangan dihibrid.

Jika pada persilangan
monohibrid kita hanya memperhatikan satu sifat beda saja, maka pada persilangan
dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat beda atau lebih.
Misalnya warna buah dan bentuk buah, warna buah, bentuk buah, dan rasa buah,
dsb. Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena
pada saat pembentukan F2, gen di dalam gamet yang tadinya mengalami pemisahan
kemudian akan bergabung secara bebas. Penggabungan secara bebas ini maksudnya
adalah gen yang satu dapat secara bebas bergabung dengan gen yang lainnya tanpa
adanya syarat tertentu.
Perhatikan contoh
berikut!
Persilangan antara biji
bulat kuning (BBKK) dengan biji kisut hijau (bbkk). Biji bulat (B) dominan
terhadap biji kisut (b) dan warna kuning (K) dominan terhadap warna hijau (k).
Lakukan persilangan sampai mendapat F2!
Penyelesaian:


Sehingga, akan diperoleh
F2 = bulat kuning (B_K_), bulat hijau (B_kk), kisut kuning (bbK_), kisut hijau
(bbkk).
Untuk perbandingan
fenotipnya adalah sebagai berikut:
Perbandingan fenotip =
bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau = 9 : 3 : 3 :
1.
Wow, lumayan panjang ya
pembahasan kita kali ini. Bagaimana, sudah mulai pusing?
Tapi tenang, pembahasan
yang kelihatannya panjang dan rumit ini aslinya mudah kok, serius deh!
Nah, kalau kamu cuma baca doang tanpa latihan soal, kan nggak afdol tuh.
Oleh karena itu, di bawah ini ada latihan soal nih, Squad. Langsung
dicoba, ya! Nanti yang sudah dapat jawabannya, bisa langsung tulis di kolom
komentar. Oke?
Komentar
Posting Komentar